Rabu, November 05, 2008

KONTAN_RABU, 5 NOVEMBER 2008

Mengintip Skenario Penurunan Harga BBM
Pemerintah masih menunggu tiga kondisi terpenuhi, DPR bilang sudah bisa turun
Jakarta. Pemerintah ternyata sudah punya beberapa skenario untuk menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Usulan skenario ini juga sudah sampai ke pembahasan sidang-sidang kabinet. Salah satunya, harga BBM bersubsidi bisa turun antara Rp. 800-Rp. 500 per liter.
Tapi, ada tiga kondisi yang terpenuhi sebagai pegangan pemerintah sebelum mengambil keputusan itu. Pertama, jika harga rata-rata minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Oil Price (ICP) US$ 70. Kedua, "Kurs Dolar Amerika Serikat (AS) bisa mencapai Rp. 10.000," kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas, Evita Legowo. Ketiga, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyetujui tambahan subsidi Rp. 3 Triliun.
Evita menjelaskan, pemerintah memerlukan tambahan subsidi karena anggaran subsidi 2008 sebetulnya sudah habis. Sebabnya, pemakaian BBM bersubsidi selama ini ternyata di atas patokan anggaran yang sebesar 35,5 juta kiloliter. Jadi meskipun harga minyak dunia sudah turun subsidinya tetap habis.
Jika ketiga kondisi itu terpenuhi, harga BBM bersubsidi bisa turun pada November-Desember 2008 ini. Bahkan kalau yang turun hanya satu jenis BBM, apakah itu solar atau premium, "Penurunannya bisa lebih besar dari Rp. 800 per liter," kata Evita.
Syarat pertama mungkin sudah terpenuhi jika kita melihat tren penurunan harga minyak dunia. ICP, yang turun-naiknya sejalan dengan harga minyak dunia, sudah menukik dari US$ 134,96 per barel (Juli) jadi US$ 70,66 per barel untuk Oktober kemarin. Persoalannya tinggal kurs Dolar AS yang masih enggan turun. Kemarin, harga satu Dolar AS masih Rp. 10.800.
Sedangkan untuk kondisi ketiga, langsung saja para anggota DPR melontarkan kritik tajam. Airlanga Hartono, ketua Komisi VII DPR dari Fraksi Partai Golkar menegaskan, pemerintah sebetulnya tak perlu lagi repot-repot mencari tambahan dana subsidi Rp. 3 Triliun. "Bantalan dana cadangan fiskal untuk 2008 masih tersisa Rp. 4 Triliun," kata Airlangga.
Anggaran dana bantalan fiskal ini sebetulnya Rp. 8,2 Triliun. Menurut perhitungan Airlangga, pemerintah baru memakai separuhnya. Jadi, "Pemerintah bisa menurunkan harga BBM bersubsidi pada tahun 2008 ini, seperti yang terjadi di negara-negara lain," kata Airlangga.
Apakah dana subsidi yang tersedia masih cukup untuk mengkompensasi lonjakan konsumsi BBM bersubsidi yang tampaknya akan mencapai 39 juta kilo liter hingga akhir 2008? Airlangga menegaskan dana itu masih cukup. "Pemerintah dan DPR sudah menengarai asumsi kenaikan konsumsi itu sejak pertengahan tahun," katanya.
Ketua Panitia Anggaran DPR, Amir Moeis juga mempersilakan pemerintah untuk segera menurunkan harga BBM. Ia memberi alasan yang lebih praktis, tahun anggaran 2008 kan tinggal tersisa dua bulan lagi. Cuma Emir tidak seyakin Airlangga mengenai sisa dana cadangan fiskal. "Sampai sekarang, pemerintah belum memberikan penjelasan mengenai posisi akhir dana cadangan fiskal yang tersisa, " katanya.
Dengan pertimbangan itu, Emir menyarankan penurunan harga BBM yang tidak terlalu besar. "Paling sekitar Rp. 400 karena subsidi BBM sudah keluar banyak pada bulan Juli," katanya.
Anggota DPR yang membidangi energi, Tjatur Sapto Edy juga menegaskan, pemerintah sama sekali tida perlu meminta tambahan dana untuk menurunkan harga BBM. Pasalnya, dari kebijakan kenaikan harga BBM pada bulan Mei 2008 lalu pemerintah sudah mengantongi penghematan anggaran setidaknya Rp. 15 Triliun.
Lalu, masih ada sisa dana cadangan fiskal. Plus, ada perkiraan kembalinya dana sisa belanja kementrian dan lembaga pemerintah pada akhir tahun, sekitar Rp. 30 Triliun. "Realisasi anggaran paling hanya 90%, jadi seharusnya pemerintah bisa langsung menurunkan harga BBM. Siapa bilang pemerintah tidak punya uang lagi." ujarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

hai ... buat lo yang mao nyumbangin saran, komen, ide buat pengembangan Blog w,,, w berharap bgt lo mao nulis n ngetik di sini yah ...

thnks ...

Regards ...
Sadam ...

Salam Sukses